Kerumunan Tanah Abang, FBI Desak Mendagri Copot Anies Baswedan

waktu baca 2 menit
Senin, 3 Mei 2021 18:17 0 12 Ilham Saputra

Melanesiatimes.com – FBI Jabodetabek kini kembali menyoroti kedatangan Gubernur DKI Jakarta ke Tanah Abang Jakarta Pusat pada Minggu, (02/05/2021) kemarin.

Diketahui sebelumnya, kedatangan orang nomor satu di DKI Jakarta itu ke Tanah Abang hingga membuat kerumunan dengan jumlah kurang lebih 87 ribu orang.

Mengingat hal demikian, Koordinator FBI Jabodetabek, Ibrahim Malik Fatsey (IMF) kembali mengingatkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian untuk menjalankan dengan tegas aturan atau instruksi yang dikeluarkanya.

Instruksi Mendagri Nomor 6 Tahun 2020 tersebut dikeluarkan sejak tanggal 18 November 2020 lalu. Instruksi tersebut telah ditujukan dari Kemendagri kepada seluruh kepala daerah baik Gubernur, dan Wali Kota dan atau Bupati jika mengabaikan Protokol Kesehatan (Prokes) dimasa pandemi COVID-19 akan dicopot dari jabatannya.

“Sekali lagi kami tegaskan bahwa pak Mendagri, Tito Karnavian harus tegas terhadap aturan yang dikeluarkannya sendiri. Terhadap Anies Baswedan kami FBI mendesak Mendagri untuk menegakan hal yang sama sebagaimana dilakukan Anies di Tanah Abang kemarin dengan Jumlah kerumunan orang 87 ribu orang. Maka harus di Copot dari jabatannya,”tegas koordinator FBI Jabodetabek, Ibrahim Malik Fatsey (IMF) yang diterima awak media, Senin, (03/05/2021)

Dikesempatan yang sama, ia juga menyampaikan bahwa kerumunan masa yang terjadi di Tanah Abang kemarin, dikhawatirkan akan semakin meningkatkan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Bahkan ia menyebutkan Anies sudah tidak tertib terkait aturan prokes yang terus ditegaskan pemerintah pusat.

Hal tersebut, lanjut dia, juga telah ditegaskan dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah pada pasal 78, yang secara tegas menjelaskan bahwa kepala daerah bisa diberhentikan atau dicopot dari jabatannya.

“Dengan yang dilakukan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan kemarin di Tanah Abang, kami anggap sudah sangat terlalu dan melanggar sejumlah aturan negara terkait protokol kesehatan dimasa pandemi COVDI-19. kami tegaskan jangan sampai Jakarta dan Bahkan Indonesia bisa menjadi India Kedua akbiat ulah Anies Baswedan. Semua orang mencari solusi yang terbaik agar bisa keluar dari wabah COVID-19 ini, harusnya Anies menghadirkan solusi penanganan dan pencegahan yang baik dengan salah satunya tidak membuat kerumunan. Namun apa yang ia lakukan justru sebaliknya,”tegasnya

Hal yang sama juga dibernarkan Koordinator FBI, Abdullah Kelrey yang menekankan agar Mendagri Tito Karnavian untuk menjalankan apa yang sudah diucapkannya atau keputusannya.

“Itu Wajib, karena apa yang kita ucapkan harus kita jalankan sebagaimana perintah Agama dan juga perintah negara” ujar Abdullah Kelrey

Diakhir keteranganya ia juga menghimbau kepada masyarakat agar sama-sama menjaga protokol kesehatan dan menerapkan 3 M. Sekaligus juga pihaknya renananya akan melakukan aksi demonstrasi di depan Kemendagri dalam waktu dekat.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA