JAKARTA, Melanesiatimes.com – Gerakan Milenial Bersatu menyikapi berbagai aksi terorisme yang terjadi di Indonesia dewasa ini, termasuk banyaknya orang yang berhasil diamankan oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri dalam kaitannya kasus dugaan jaringan terorisme.
Koordinator Pusat Gerakan Milenial Bersatu, Yohanes Carlos Wawo menyampaikan, bahwa terorisme adalah aktivitas negatif masyarakat tertentu yang meresahkan masyarakat lainnya, khususnya di Indonesia. Dan ia menyebut, jika pihaknya sangat peduli terhadap situasi tersebut.
“Kelompok Milenial yang terdiri dari mahasiswa dan pemuda saat ini sangat mau berpartisipasi dalam gerakan melawan radikalisme, intoleran, anarkisme dan terorisme yang sangat meresahkan masyarakat”, kata Carlos dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (24/4/2021).
Karena kepedulian itulah, sejumlah aktivis lintas agama pun ikut hadir dalam acara konferensi pers pernyataan sikap bersama yang dilakukan oleh Gerakan Milenial Bersatu tersebut.
Dalam pernyataan sikap tersebut, mereka menyatakan kutukan keras terhadap seluruh kegiatan terorisme dalam bentuk apapun.
“Mengutuk keras tindakan terorisme yang merupakan sebuah kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan,” ujar Carlos saat membacakan pernyataan sikapnya di Rumah Makan Kampung Kite Resto tersebut.
Bagi Carlos dan rekan-rekannya, bahwa aksi terorisme tidak ada urusannya dengan agama tertentu. Karena kegiatan yang meresahkan masyarakat itu adalah murni kejahatan tindak pidana dan tidak dibenarkan oleh agama apapun.
“Tindakan terorisme tidak ada kaitannya dengan agama, suku dan ras di Indonesia,” tegasnya.
Ia pun menyerukan kepada generasi muda bangsa Indonesia untuk kritik dan membentengi diri dari paham-paham intoleransi, radikal, ektrem yang berujung pada perilaku teror.
“Generasi Milenial bangsa Indonesia tidak terpengaruh ajakan dari oknum-oknum kelompok radikal,” serunya.
Salah satu upaya untuk menangkal paham-paham yang memiliki unsur distorsi keberagaman dan keberlangsungan hidup tersebut adalah dengan memperkuat ukhuwah basyariyah, yakni meningkatkan rasa persaudaraan antar sesama anak bangsa yang berbeda-beda suku, ras, agama dan antar golongannya itu.
“Generasi Milenial bangsa Indonesia terlibat aktif dalam menjaga situasi aman dan damai di lingkungan masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia,” paparnya.
Terakhir, Carlos dan seluruh jaringan pemuda lintas agama yang ada menyatakan di dalam konferensi persnya, bahwa pihaknya sangat mendukung aparat keamanan melakukan tugasnya.
“Mendukung upaya Pemerintah RI beserta TNI-Polri dalam menanggulangi kelompok-kelompok radikal dan gerakan-gerakan terorisme,” pungkasnya.
Usai melakukan konferensi pers dan pernyataan sikap, mereka pun membentangkan spanduk yang berisi tentang poin-poin sikap mereka serta membawa burung merpati putih sebagai simbol perdamaian. []