MELANESIATIMES.COM – Polemik kebijakan Drop Out (DO) empat mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta disikapi serius oleh Koordinator FBI Jabodetabek, Ibrahim Malik Fatsey (IMF).
Menurut IMF panggilan akrabnya itu, keputusan yang dikeluarkan Musni Umar tersebut justru berbanding balik dengan ucapannya terkait masa depan generasi umat yang sering digaunkan sang Rektor UIC.
Diketahui sebelumnya, Rektor Univesitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta tersebut melakukan DO terhadap ke empat mahasiswanya dikarenakan melakukan kritik atas legalitas kampus yang diduga bermasalah sehingga sering dipersoalkan oleh publik di berbagai media sosial termasuk juga di twitter.
Menanggapi hal tersebut, Ibrahim Malik Fatsey (IMF) menyatakan bahwa kebijakan yang dikeluarkan Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar sama sekali tidak mencerminkan perilakunya sebagai seorang pemimpin Universitas.
“Sangat disayangkan kebijakan yang dikeluarkan pak Musni Umar untuk melakukan DO terhadap mahasiswanya yang sebenarnya belum dibuktikan kebenarannya atau bukti kesalahan dari ke empat mahasiswanya itu. Seingat saya beliau sering berbicara soal masa depan generasi umat dan bangsa. Dengan kebijakan Musni Umar justru berbanding balik dengan ucapannya yang seolah peduli, tapi ternyata kejam,”ujar Ibrahim Malik Fatsey kepada awak media, Senin, (19/04/2021).
“Kebijakan yang diambil Musni Umar ketika disingkronkan dengan pembelaannya terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mencerminkan bahwa siapa sebenarnya Musni Umar. Beliau lebih mengutamakan masalah pemerintahan, namun justru mengabaikan masa depan generasi dan tidak mencerminkan dirinya sebagai pimpinan akademisi. Cocoknya beliau harusnya jadi pengamat saja,” sambungnya lagi
Selain itu, lanjut dia, kebijakan Rektor UIC tersebut jika dikaji dari aspek hukum, bertentangan dengan cita-cita negara yang tertuang dalam konstitusi yakni mencerdaskan kehidupan bangsa (Alenia ke Empat Pembukaan UUD 1945) yang dinilai merupakan tujuan yang harus diwujudkan.
“Mestinya, kalau Musni Umar menempatkan diri sebagai seorang Sosiolog, Mestinya kritk oleh mahasiswa tersebut haruslah dikaji dari berbagai macam aspek, jika dianggap merupakan tindakan melawan hukum. Jangan lansung mengeluarkan keputusan Drop Out sekalipun itu hak perogratifnya, maka menurut saya hal tersebut menunjukan bahwa Musni Umar bukanlah sosok sosiolog yang baik dan jadi panutan generasi”tegasnya
Lebih lanjut, ia berujar bahwa kampus sebagai pusat pendidikan dan lahirnya sumber kritik atas kebijakan yang menyimpang, tidak harusnya ikut dimatikan oleh Musni Umar. Bahkan Ia juga menyoroti Rektor Universitas Ibnu Chaldun itu yang selalu melayangkan kritikannya atas kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan Jokowi – Amin.
“Kok bisa kampus yang menjadi sumber lahirnya kritik, juga mau dihakimi Musni Umar ? padahal, ketika kita lihat beliau juga sering layangkan kritik atas kebijakan pemerintahan Jokowi – Amin. Lantas ketika dikritik mahasiswanya ia mengeluarkan kebijakan yang sebenarnya bertentangan dengan statusnya sebagai pimpinan universitas, juga sebagai Sosiolog serta jelas-jelas berlawanan dengan cita-cita negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau tidak mau dikritik ya jangan mengkritik dan jangan jadi pimpinan universitas dong harusnya. Disini maka kami sarankan Musni Umar agar belajar lagi..!!,”tegas IMF menutup keterangannya.