MELANESIATIMES.COM – Belakangan isu reshuffle kabinet Indonesia maju kian memanas dipermukaan. Isu tentang adanya reshuffle beberapa menteri dan perubahan struktur lembaga negara tersebut menjadi sorotan banyak kalangan tak terkecuali juga Forum Blogger Independen (FBI).
Ketua Koordinator FBI Jabodetabek, Ibrahim Malik Fatsey (IMF) saat dimintai keterangannya ikut memberi apresiasi kepada presiden Jokowi yang berniat melakukan reshuffle dan perombakan struktural pada beberapa kabinet Indonesia Maju yang dinilainya sangat perlu dilakukan.
Pasalnya, profesionalisme kerja para pembantu presiden akan sangat menentukan keberhasilan kinerja dan implementasi program kerja presiden diakhir masa periodenya ini.
“Tentunya apresiasi yang tinggi terhadap pak presiden Jokowi dengan niatnya berkeinginan melakukan reshuffle kabinetnya. menurut saya banyak yang tidak bisa bekerja sesuai dengan misinya atau tujuan pembangunan pak Jokowi”kata Ibrahim Malik Fatsey (IMF) saat di konfirmasi pada, Kamis, (15/04/2021)
Bahkan, lanjut IMF sapaan akrabnya itu, meminta presiden tak hanya melakukan perombakan pada stuktural kabinet Indonesia Maju semata, bahkan lebih dari itu ia juga mendorong agar dibubarkannya staf khusus milenial yang dinilainya pasca nyatakan secara terbuka oleh presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta pada November 2019 lalu hingga kini tak bisa berbuat apa-apa untuk kemaslahatan masyarakat.
“Stafsus milenial ini fungsinya apa untuk program kerjanya pak presiden Jokowi dan juga masyarakat ?. Adanya mereka saya kira, hanya menjadi beban pak presiden dan wakil presiden. Sedangkan kita tahu hingga saat ini, apa yang bisa dan atau sudah mereka lakukan untuk masyarakat, kan tidak ada. Jadi karena tidak ada manfaatnya mending dibubarkan saja,” ucap Ibrahim
Adapun ketujuh staff Khusus Milenial Jokowi dan Ma’ruf Amin tersebut diantaranya Adamas Belva Syah Devara, Putri Indahsari Tanjung, Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Gracia Billy Mambrasar, Angkie Yudistia, dan Aminudin Ma’ruf.
Ibrahim di akhir keterangannya, sangat berharap presiden Jokowi mempertimbangkan harapan dan rekomendasi tersebut. Ibrahim juga meyakini rekomendasinya itu merupakan harapan besar seluruhnya warga milenial Indonesia.
“Menurut saya, itu merupakan bagian dari representasi usulan para milenial Indonesia kepada presiden Jokowi. Karena lagi-lagi saya katakan bahwa, stafsus Milenial ini kurang lebihnya sudah dua tahun berjalan usai nyatakan secara terbuka oleh pak presiden hingga saat ini tidak memberi manfaat yang berarti untuk presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin serta manfaat yang berarti untuk masyarakat. Bubarkan saja..!!” pungkasnya