Melanesiatimes.com – Pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup orang. Dari penguncian sosial dan protokol kepresidenan, menjadi terganggu. Tidak mengherankan juga publik membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Termasuk respon euforia warga Maumere di NTT, yang menerobos protokol kepresidenan.
“Kesulitan protokol kepresidenan dalam merespon cepat euforia warga yang juga sulit membiasakan diri dengan perubahan protokol pandemi Covid-19” Ujar, Aktivis Milenial Perempuan, Putri Khairunnisa di Jakarta, Kamis, (25/02/2021)
Lanjut dia, berbeda dengan aktor politik, tokoh publik dan relijius yang memiliki fans yang lebih ekstrim menolak untuk mematuhi peraturan pembatasan sosial, dan melanggar protokol jarak sosial dengan alasan politik.
“Kegagalan warga di Maumere untuk mematuhi protokol kepresidenan dan jarak soaial, tidak mengejutKan karena tidak didasari alasan politik tindakan penguncian dan pembatasan jarak sosial” Ucap Putri
Kecaman di media sosial terhadap pelanggaran protokol kepresidenan dan pembatasan sosial di Maumere, mengisaratkan kembali kita semua bahwa publik masih kebingungan membedakan protokol kepresidenan dan euforia warga yang tidak disiplin untuk memastikan protokol jarak sosial. Tutup dia [SFR]