MENALESIATIMES.COM – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah untuk berhati-hati menyiapkan pembelajaran tatap muka di sekolah meskipun sudah dilakukan vaksinasi kepada tenaga guru dan tenaga kependidikan.
Komisioner KPAI, Retro Listyarti turut mengamini dan apreasiasi langkah pemerintah melakukan vaksinasi secara masal kepada tenaga pendidik dan kependidikan. Menurut Retro, hal tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di Indonesia.
Namun demikian, kata Retro, pemerintah juga harus berhati-hati dan tidak gegabah mengambil keputusan untuk membuka sistem tatap muka di sekolah. Dirinya mengusulkan untuk dilakukan pengujian kelayakan vaksin terlebih dahulu kepada usia anak agar kekebalan terhadap virus berbahaya itu tidak menjadi beban baru bagi generasi muda di sekolah-sekolah.
“Herd Immunity agaknya sangat sulit terwujud jika vaksinasi hanya dilakukan kepada tenaga pendidik dan kependidikan. Vaksin itu disuntik atau dimasukan ke tubuh agar membantu tenaga pendidik sistem imun tubuh, mempelajari virus dan melawannya tanpa harus sakit” Ujar Retro
Lebih lanjut, KPAI memberi pesan kepada penduduk dan tenaga kependidikan yang sudah menjalani tahapan vaksin pada rabu, (24/02/2021) kemarin, tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Jangan hanya divaksin, lalu berfikir sudah bebas dari penularan covid-19 ini. Vaksinasi dilakukan hanya untuk menambah sistem imun dan kekebalan tubuh. Selanjutnya juga harus tetap menjaga perokol kesehatan” Terangngnya
Pasalnya, ungkap Retno, dengan proses vaksinasi masih dilakukan secara bertahap. Hal itu dikarenakan keterbatasan vaksin. Karenanya resiko penyebaran pun masih mungkin saja terjadi kepada siapa saja.
“Menurut teori, suatu kependudukan wilayah akan dikatakan bebas dari penyakit atau wabah bila sudah terjadi kekebalan pada kelompok atau (Herd Immunity). Konsisi ini akan sangat mungkin bisa dicapai dengan pemberian vaksin yang hingga mencapai kurang lebihnya 90 persen” Tutupnya
Tidak ada komentar