MELANESIATIMES.COM – Hubungan antara Indonesia dan Malaysia kembali memanas setelah munculnya video lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dibuat parodi di Media Sosial (MEDSOS) beberapa waktu lalu. hal tersebut memicu banyak protes keras dari netizen Indonesia salah satunya Koordintaor Forum Bloger Indonesia (FBI) Abdullah Kelrey.
Kelrey dalam keterangannya mengecam tegas pelecehan dan penghinaan terhadap simbol negara Indonesia dengan dibuatnya video parodi lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang diduga dilakukan oleh warga Malaysia tersebut. Pihaknya juga mendesak mendesak pemerintah Indonesia melayangkan protes keras terhadap pemerintah Malaysia. “Ini masalah serius..!! Pelecehan dan penghinaan ini harus disikapi secara serius oleh pemerintah Indonesia dan terutama kawan-kawan aktivis. Pemerintah RI harus protes keras karena menyangkut marwah dan martabat Indonesia” Ujar Koordinator FBI, Abdullah Kelrey kepada wartawan di jakarta, Senin, (28/12/2020)
Selain pemerintah, Koordinator Forum Blogger Independen (FBI) ini minta aktivis pemuda dan mahasiswa agar gruduk kantor perwakilan malaysia dan suruh perusahaan Malaysia yang beroperasi di Indonesia untuk segera. Bahkan, pemerintah Indonesia diminta untuk segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia yang diketahui sudah berulang kali melakukan pelecehan yang sama dengan Indonesia.
“Saya berharap dengan kejadian yang kesekian kalinya ini, pemerintah harus serius dan terutama kawan aktivis gerakan melaksanakan gerakan boikot semua produk malaysia yang beroperasi di indonesia. Sekarang kawan-kawan aktivis cyber sudah melakukan serangan cyber kepada merintah malaysia, dari hasil penelusuran Forum Blogger Independen (FBI), kami mendapatkan satu akun pemerintah dan perusahaan Malaysia yang diserang. Katanya
“Sekarang kita tunggu kawan – kawan aktivis yang bergerak dunia nyata. “Malaysia ini harus diberikan pelajaran agar jangan sampai jadi kebiasaan buruk. Terakhir kami ingatkan bahwa, jika tdak ada gerakan nyata dari pemuda dan pemerintah, maka, patut kita pertanyakan nasionalisme masing – masing”. Tutupnya penuh marah