Melanesiatimes.com – Karena tingginya bea masuk barang ke daerah-daerah yang terisolasi, kini ada urgensi perbaikan jalan untuk menurunkan biaya transportasi. Investasi di bidang infrastruktur – khususnya angkutan jalan – dipandang sebagai cara untuk mewujudkan impian pembangunan. Sumber daya keuangan tersedia untuk pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota untuk perencanaan infrastruktur dan investasi telah meningkat secara dramatis dalam satu dekade terakhir. Pemerintah provinsi Papua dan Papua Barat menerima transfer dana dari Jakarta sekitar Rp 4,8 triliun pada 2008 (meningkat dari Rp 0,4 triliun pada 2000), sedangkan pemerintah kabupaten/kota menerima Rp 17,0 triliun (meningkat dari Rp 1,2 triliun pada 2000). Jumlah untuk tahun 2008 masih belum termasuk satu sampai dua triliun rupiah dari pendapatan daerah.
Untuk mendukung konektivitas di bidang pembangunan jalan, Kementerian PUPR melalui Pusat Pelaksanaan Jalan Nasional Papua Barat saat ini sedang menyelesaikan Proyek Pembangunan Jalan Trans Papua Barat. Pembangunan jalan telah selesai dibangun dengan 1.058,76 km dari total panjang 1.070,62 km dan ditargetkan akan dibuka penuh tahun ini. Sebanyak 68 jembatan telah selesai dibangun pada 2016, dan sebanyak 195 jembatan akan dilanjutkan hingga 2018.
Provinsi Papua dan Papua Barat, dengan lokasi terisolasi dan populasi kecil sekarang menghadapi saat-saat perubahan besar. Permintaan barang dan jasa meningkat.
Kementerian PUPR saat ini juga sedang membangun Jalan Lingkar Raja Ampat sepanjang 342 km untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Raja Ampat. Pada 2017, Kementerian PUPR telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 31,5 miliar untuk pembangunan jalan tersebut. Namun, panjang jalan yang bisa dibangun hanya 228,39 km dan sisanya sepanjang 113,61 km masuk ke area cagar alam.
Yakobus Hutapea
Pengamat Papua
Tidak ada komentar