Menakar Peran Kaum Muda Dalam Momentum Pilkada Serentak 2020

waktu baca 3 menit
Kamis, 29 Okt 2020 17:01 0 11 Ilham Saputra

Melanesiatimes.com – Momentum sumpah pemuda 28 oktober 2020 ke – 92 menjadi catatan sekaligus refleksi tersendiri bagi setiap kaum muda indonesia. Karena di momentum ini bertepatan dengan pesta demokrasi lokal atau pilkada serentak.

Mencermati posisi kaum muda dalam konteks politik electoral saat ini ada tiga aspek pemahaman yang dapat saya temukan dalam diri kaum muda indonesia yaitu ;

Pertama – Kaum Muuda yang Rasional. Kedua – Kaum Muda Partisan. Ketiga – Kaum Muda dengan latar Belakang Acuh tak Acuh.

Kaum muda yang rasional melihat momentum politik electoral atau ajang pilkada serentak sebagai bagian dari ruang untuk menuangkan ide dan gagasannya menyangkut kesadaran pendidikan politik kepada masyarakat. Kaum muda seperti ini cepat sekali memposisikan diri menjadi bagian terpenting sekaligus poros tenggah dalam mengawal demokrasi serta mengajak masyarakat untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan dan Persatuan dalam balutan NKRI.

Kaum muda partisan sepenuhnya tidak memahami perannya sebagai kaum muda dalam konteks politik electoral. Iya hanya sekedar di jadikan sebagai bemper bagi para politisi yang punya kepentingan. Kaum muda seperti ini cepat sekali di manfaatkan sebagai Alat propaganda politik oleh kelompok tertentu. Sebab, kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang sejarah gerakan politik kebangsaan dan posisi dirinya sebagai kaum muda.

Kaum muda dengan latar belakang acuh tak acuh ketika membicarakan soal politik electoral atau pilkada serentak mereka tidak terlalu respek. Bahkan seolah tidak mau melibatkan dirinya untuk ikut serta mengawal momentum demokrasi tersebut. Ini menjadi catatan tersendiri bagi publik.

Di momentum sumpah pemuda 2020 sekaligus bertepatan dengan pilkada serentak perlu adanya refleksi kembali tentang sejarah gerakan politik kaum muda 1908 sampai 1928 menjelang pra kemerdekaan saat itu. Kita semua tahu bahwa, kaum muda saat itu, begitu luar biasa dengan tekad bersatu padu dalam satu barisan yang rapih untuk membebaskan negerinya dari belenggu tirani kaum penjajah. “Seharusnya ini menjadi catatan sekaligus refleksi penting bagi kaum muda indonesia masa kini. ”

Muncul pertanyaan bahwa, kenapa ini menjadi refleksi sekaligus menjadi catatan penting bagi kaum muda saat ini? Di karenakan posisi kaum muda saat ini sangat jelas terkotak-kotak, kemudian terpecah belah, dan kurangnya pemahaman sejarah gerakan politik kebangsaan, hampir sebagian besar kaum muda saat ini dalam konteks politik electoral atau pilkada serentak mereka berada di posisi sebagai kaum muda yang partisan sekaligus acuh tak acuh. “Sangat di sayang, kenapa karena saat ini hanya sebagai kecil yang berada pada posisi kaum muda yang rasional, melek politik, dan memahami tugas dan tanggungjawab sebagai kaum muda.”

Demikian catatan penulis ini sebagai bahan refleksi dalam momentum sumpah pemuda yang bertepatan dengan pesta demokrasi atau pilkada serentak yang akan berlangsung pada tanggal 9 desember 2020 mendatang.

Semoga catatan ini dapat memberikan pencerahan terkhusus kepada penulis, kaum muda, serta masyarakat indonesia pada umumnya. Tujuan dari catatan ini sebagai pesan serta ajakan kepada kita semua untuk tetap menjaga solidaritas dan Persatuan dalam bingkai NKRI di saat momentum pilkada serentak mendatang. “Yakin Usaha Sampai.”

Penulis : Mohammad Daud Loilatu –
Ketua Bidang Hukum dan HAM 
HMI Cabang Jakarta Pusat – Utara

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA