MELANESIATIMES.COM – Ditengah ramainya pemberitaan seputar disahkan nya Omnibuslaw dan disahkan nya RUU Cipta Kerja yang dilakukan oleh DPR RI bersama pemerintah pada tanggal 5/10/2020 dinihari lalu banyak mengundang kontroversial.
Betapa tidak, ini seperti mengulang peristiwa pengumuman pemenang Pilpres 2019 di Mei 2020 lalu, yang juga dilakukan tengah malam, ada apa dengan pemerintah hari ini?
Dihubungi lewat telepon, rabu 7/10/2020, Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute memberikan komentarnya, ini sepertinya legislatif dan eksekutif sedang membuat dagelan dihadapan publik, apa latar belakangnya saya kurang paham, yang jelas ini membuat gaduh semua pihak,termasuk dari kalangan-kalangan buruh, mahasiswa, juga element bangsa yang lain.
Sudahi lah gaya seperti ini, rakyat sudah muak dengan model yang beginian, jangan meremehkan rakyat lah, rakyat juga punya kesabaran yang ada batasnya.
Omnibuslaw ataupun RUU Ciptaker adalah produk Parpol, bagaimana tidak, semuanya didalam situ adalah orang-orang parpol, baik di legislatif maupun eksekutif adalah orang-orang parpol, kalaupun ada yang bukan kader parpol iramanya atau gayanya ke parpol-parpolan.
Saya rasa tak sulit juga pemerintah membatalkan itu semua untuk kemaslahatan rakyat banyak, toh itu bukan baku, hukum manusia bisa dirubah kok, kecuali hukum Tuhan nanti.
Kalau kita telaah semua peristiwa ini dimulai dari awal adalah usulan pemerintah lalu legislatif lah yang mengesahkan, artinya memang ini bersinergi, karena legislatif dan eksekutif adalah orang parpol dan mereka semua berkawan.
Regulasi yang mereka keluarkan bersama melalui mekanisme yang terlihat tertib padahal ngawur buat saya adalah regulasi yang bisa menyelamatkan parpol-parpol mereka kok.
“Mereka di senayan kan wakil parpol, bukan wakil rakyat.”
Mereka duduk diatas sana parpol mereka lah kendaraannya, berbeda dengan DPD RI yang terpilih karena mewakili daerahnya masing-masing.
Hanya DPD memang dibuat bungkam dengan Undang-Undang yang membatasi gerak mereka, sehingga mereka tak bisa berbuat apa-apa.
Ada solusi terkait penyelesaian Omnibuslaw atau RUU Ciptaker yang sudah digulirkan dan disahkan pemerintah lewat legislatif?, batalkan kan gk sulit kata Iskandar, cuma ini kan dari awal memang sudah banyak kepentingan-kepentingan parpol, jadi susah, mereka lebih kepada parpol mereka ketimbang rakyat nya, maka dari itu masyarakat harus jeli, sudah saatnya kita mempertimbangkan parpol terlalu dominan disini, apalagi dalam mengambil suatu kebijakan kata Iskandar.
Saya katakan lebih baik bubarkan saja parpol-parpol itu, tak sulit juga apabila rakyat berkehendak.
Rakyat terus-terusan dijadikan objek penderita, lebih baik mulai sekarang disudahi gaya mereka-mereka itu kata Iskandar.
Legislatif dan eksekutif sudah saya sampaikan berkali-kali sedang berselingkuh, berselingkuh dari siapa?, dari rakyatnya sendiri, dimana-mana bicaranya rakyat, pertanyaan saya “Rakyat yang mana???” Ujar Iskandar lagi.
Rakyat tak pernah digubris kok, hari ini kemiskinan sudah merambah naik presentase nya, banyak rakyat yang tidak bekerja lagi, kebutuhan ekonomi mereka tak terpenuhi, kriminalitas tinggi, ekonomi kita sudah terjun bebas, apanya yang plus dari semua ini?,
Kondisi wabah yang tak tahu sampai kapan selesai, negara setengah hati menyikapi ini semua, rakyat nya pun menjadi tak tertib.
Ditambah ulah mengesahkan Omnibuslaw dan RUU Ciptaker, ini seperti memang merancang bom waktu buat diri mereka (pemerintah) sendiri. Belum lagi pelaksanaan Pilkada serentak yang hari ini pun diwarnai kekisruhan-kekisruhan, dari anggaran yang belum turun 100% kepada KPUD di daerah-daerah, kontestan banyak juga diisi kotak kosong, beberapa bacalon kepala daerah yang incumbent wafat karena wabah Covid 19 ini, sampai pada persoalan beberapa bacalon yang terindikasi postif covid 19, artinya ini warning, tapi tetap mereka jalankan, untuk urusan politik tak bisa ditunda, kalau yang lain-lain boleh, rakyat pun berasumsi yang tidak-tidak pastinya. Kata Iskandar.
Saya rasa sudahi penghianatan kalian terhadap rakyatmu sendiri, saya yakin 2024 kalian tak laku lagi, saya yakin itu.
Mosi tidak percaya kepada parlement dan pernyataan sikap rakyat untuk menolak parpol sudah semakin masiv, jadi memang hari ini rakyat berperan, saya bilang jangan pernah meremehkan rakyat.
Memang ini harus segera disudahi, pemerintah apabila bijak segera batalkan ini semua, kalau tidak sangat riskan, tak terbendung lagi rasa sakit rakyat ini kata Iskandar.
Lukanya sudah benar-benar kronis, bukan cuma diobati tapi juga harus perawatan kata Iskandar.
Bubarkan parpol apakah sudah opsi final menyikapi ini semua?, Iskandar menjawab dengan tegas iya, tak perlu basa basi lagi sekarang, catatan sejarah suksesi negeri ini tak ada peran parpol, mahasiswa bersama rakyat lah yang berperan, jadi biarlah rakyat yang menentukan nasib bangsa ini ke depan, kita bangsa yang menjungjung tinggi musyawarah mufakat, bukan demokrasi liberal yang hari ini dihadirkan ke hadapan rakyat, tidak mengenal suara terbanyak, tapi musyawarah mufakat, jadi saya sangat yakin ini adalah solusi terbaiknya kata Iskandar menutup wawancaranya.