MELANESIATIMES.COM – Gencarnya ETOS Indonesia Institute membongkar kebusukan birokrasi di Kabupaten Raja Ampat Papua Barat rupanya tak berhenti di seputar penyalahgunaan wewenang bupati merampok anggaran daerah saja, keterlibatan keluarga incumbent yang memang di fasilitasi disana, hingga menduduki posisi kepala dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, yang berkorelasi kepada anggaran Dana Desa dari pemerintah Pusat pastinya.
Ditemui digedung KPK Jakarta,Jumat (25/9/2020,) Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute menerangkan kepada awak media, pagi ini saya layangkan surat resmi dari ETOS Indonesia Institute kepada pimpinan KPK atas dugaan penyalahgunaan anggaran APBD di Kabupaten Raja Ampat Papua Barat, yang diduga kuat dilakukan secara sistematis oleh bupati yang hari ini mencalonkan kembali menjadi bupati pada Pilkada serentak 2020 ini.
Dugaan penyalahgunaan anggaran yang sudah masuk di Kajati Papua Barat dan saat ini menjadikan adik kandung bupati incumbent menjadi tersangka.
Disamping itu ETOS Indonesia Institute akan melayangkan kembali surat resmi kepada Kemenpan RB dan BKN (Badan Kepegawaian Nasional) dugaan manipulasi data yang dilakukan oleh adik dari ibu bupati incumbent, atau om beliau yang hari ini menjadi ASN gadungan.” Tak mungkin manusia ini mudah diposisi apapun tanpa difasilitasi kata Iskandar.
Kenapa saya katakan gadungan?, karena yang bersangkutan (Bernama Husein) adalah adik kembar atas nama Hasan yang kebetulan sudah wafat, data almarhumlah yang digunakan oleh yang bersangkutan (Husein) hingga sekarang dan menjabat sebagai kepala Dinas di Kabupaten Raja Ampat Papuan Barat.
“Ini pemalsuan data yang pastinya kuat mengarah ke unsur pidana.”
Almarhum Hasan di makamkan di Nabire dan istri almarhum sempat di nikahkan oleh adik kembarnya yaitu Husein dan tak lama bercerai.
Semua data sudah saya dan tim siapkan, tinggal menjadi bahan laporan kita ke Kemenpan RB, BKN, Mabes Polri untuk segera memanggil yang bersangkutan dalam waktu dekat. Kata Iskandar.
Terkait Pilkada di kabupaten Raja Ampat?, Iskandar katakan ini contoh buruk yang sangat luar biasa, calon tunggal dan bermasalah hukum bersama keluarga dan kolega-kolega nya.
Jadi ini akan menjadi pertimbangan yang sangat mendasar. Dengan nada tegas, Iskandar tegaskan bahwa, mana mungkin raja ampat mau dipimpin oleh pemimpin palsu macam orang ini. Ujarnya.