Rakyat tak Butuh Pilkada!!!

waktu baca 2 menit
Kamis, 24 Sep 2020 14:02 0 12 Ilham Saputra

MELANESIATIMES.COM – Polemik tajam seputar pelaksanaan pilkada ditengah wabah covid 19 menjadi isu besar yang sampai hari ini menguak disemua media tanah air ini.

Ditemui di bilangan kebayoran Jakarta Selatan, 24/09/2020, Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute Iskandarsyah berkomentar, menurut saya pemerintah sudah tak punya nurani lagi, dimana rakyat sedang terancam keselamatannya, rakyat banyak yang kelaparan karena efek regulasi covid ini, mereka tetap ngotot Pilkada dilaksanakan.

Masyarakat bukan hanya di satu provinsi aja, tapi hampir diseluruh tanah air ini.

Hari ini saya katakan “Rakyat tak butuh Pilkada!!,” Tapi, rakyat butuh jaminan keselamatan atas wabah covid 19 ini, Rakyat butuh jaminan pangan selama covid 19 ini, Rakyat juga butuh jaminan penghasilan yang selama ini close karena wabah ini juga.

Ada atau tidak ada Pilkada rakyat juga berjuang sendiri untuk menyelamatkan jiwanya, memenuhi perutnya dan mencari penghasilannya.

Angka kriminal meningkat adalah warning, jangan pernah dianggap sepele dan enteng, barang ini seperti bisul besar yang siap meletus dan rasanya sakit bukan main kata Iskandar tersenyum.

Pemerintah memang sudah abai akan ini semua, dalam hal ini parpol memang berperan, karena terpilihnya presiden dan wakilnya karen proses politik yang didukung dan diusung parpol-parpol.
Kelihatannya kepala negara lebih membela parpol-parpol ketimbang rakyatnya.

Apalagi anak mantunya juga didukung parpol menjadi walikota kalau benar terlaksana. Jadi hutang budi parpol menjadi dominan ketimbang rakyat yang justru punya peran besar memilih beliau. Rakyat dianggap sepele harus hati-hati kata Iskandar.

“Rakyat juga manusia yang punya kesabaran terbatas, kalau bicara perut lapar apapun dilakukan.”

Sedangkan di media sosial kita lihat pejabat pamer kekayaannya terus.
Ini sudah jumping sangat jauh, kasian rakyat kita ini. Fakta di Indonesia yang kaya mereka menjadi susah, kata Iskandar.

Kalau film india, “di negaranya berhasil menjadi tuan rumah di negeri nya sendiri”

Pejabat kita berhasil menjadi rampok di negeri nya sendiri, persetan rakyat lapar, mati sekalipun. Tuturnya

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Semua orang ingin dihargai, tapi banyak yang lupa untuk menghargai orang lain dulu." Hormat itu saling memberi, bukan cuma diminta.

"Orang bilang waktu adalah uang, tapi banyak yang menghabiskannya untuk hal sia-sia." Hargai waktumu, karena tidak ada toko yang menjual waktu tambahan.

"Kalau sibuk hitung rezeki orang, kapan sempat hitung bersyukur sendiri?" Rumput tetangga selalu hijau, tapi siapa tahu tanahnya beracun.

“Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang." Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!.

"Orang suka menilai kebahagiaan dari luar, tapi lupa bahwa senyuman juga bisa dibuat-buat." Jangan iri pada apa yang terlihat, karena yang tak terlihat sering kali lebih nyata.

"Cinta yang dipenuhi alasan hanya bertahan sampai alasan itu hilang."Cinta yang sejati bertahan tanpa perlu dicari alasannya!

"Katanya teman sejati, tapi sinyalnya hilang pas kita butuh." Teman yang baik itu hadir, bukan cuma saat senang.

"Dia yang paling sibuk mengomentari, biasanya yang paling sedikit kontribusi" Pembenci akan terus bicara, meski kebaikanmu lebih nyaring dari suara mereka.

LAINNYA